PRAKATA:
Berhubung di Indonesia-l Pancasila sering disinggung dan didiskusikan,
maka kami merasa perlu untuk menyajikan Pidato Soekarno:"Lahirnya Pancasila"
pada 1 Juni 1945. Dengan demikian kami berharap para pembaca akan lebih
jelas akan hakekat Pancasila sesuai dengan sumber aslinya, penggalinya-
Bung Karno.
Naskah ini dikutip dari buku LAHIRNYA PANCASILA, Penerbit Guntur,Yogjakarta,
Cetakan kedua (1949). (Cetakan pertama 1947). Kami kutip lengkap naskahnya
beserta kata pengantar Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dan Presiden
Soekarno.
Wassalam;
LSSPI
PIDATO SOEKARNO: LAHIRNYA PANCASILA
KATA PENGANTAR
Dengan perasaan gembira saya terima permintaan penerbit buku ini untuk
memberikan sepatah dua patah kata pengantar, serta dengan segala senang
hati saya penuhi permintaan tersebut.
Sebagai „Kaitjoo" (ketua) dari „Dokurintsu yunbi Tyoosakai" (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) saya mengikuti dan mendengar sendiri
diucapkannya pidato ini oleh Bung Karno, sekarang Presiden Negara kita.
Oleh karena itu sungguh menggembirakan sekali maksud penerbit, untuk
mencetak pidato Bung Karno ini, yang berisi „Lahirnya Panca Sila",
dalam buku kecil.
Badan „Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai" itu telah mengadakan sidangnya yang
pertama dari tanggal 29 Mei tahun 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945
dan yang kedua dari tanggal 10 Juli 1945 sampai dengan tanggal 17 Juli
1945.
„Lahirnya Panca Sila" ini adalah buah „stenografiesch verslag" dari
pidato Bung Karno yang diucapkan dengan tidak tertulis dahulu (voor de
vuist) dalam sidang yang pertama pada tanggal 1 Juni 1945 ketika sidang
membicarakan „Dasar (Beginsel) Negara kita", sebagai penjelmaan dari pada
angan-angannya.
Sudah barang tentu kalimat-kalimat sesuatu pidato yang tidak tertulis
dahulu, kurang sempurna tersusunnya. Tetapi yang penting ialah ISINYA!.
Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh „Lahirnya Panca Sila"
ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu
Beginsel yang menjadi Dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie negara
kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa
Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontaan, meskipun
sidang ada dibawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang.
Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang!
Selama Fascisme Jepang berkuasa di negeri kita, Demokratisch Idee tersebut
tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh
dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya.
Mudah-mudahan „Lahirnya Panca Sila" ini dapat dijadikan pegangan, dijadikan
pedoman oleh Nusa dan Bangsa kita seluruhnya, dalam usaha memperjuangkan
dan menyempurnakan Kemerdekaan Negara.
Walikukun, tertanggal 1 Juli 1947.
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
KATA PENGHANTAR BAGI CETAKAN YANG KEDUA
Pada waktu yang akhir-akhir ini - berhubung dengan berlangsungnya Konperensi
Meja Bundar, serta usaha menyusun Uandang-Undang Dasar Republik Indonesia
Serikat -, maka banyaklah permintaan-permintaan kepada"Lahirnya Panca Sila".
Untuk memenuhi permintaan-permintaan itu, maka cetakan yang kedua ini diterbitkanlah,
dengan ejaan baru.
Saya harap, moga-moga Panca Sila lebih meresap dalam hati-sanubari
bangsa Indonesia.
Diatas dasar Panca Sila itu bangsa kita dapat benar-benar bersatu.
Dan - persatuan membawa kepada kejayaan!.
Merdeka!
ttd.
Jokyakarta 3 November 1949
SOEKARNO PIDATO SOEKARNO: LAHIRNYA PANCA SILA 1/4
Paduka tuan Ketua yang mulia!
Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosakai
mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan
dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya.
Saya akan menetapi permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia. Apakah
permintaan Paduka tuan ketua yang mullia? Paduka tuan Ketua yang mulia
minta kepada sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar
Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato
saya ini.
Ma’af, beribu ma’af! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato
mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka tuan
Ketua yang mulia, yaitu bukan d a s a r n y a Indonesia Merdeka.
Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka tuan ketua yang mulia ialah,
dalam bahasa Belanda:"P h i l o s o f i sc h e g r o n d s l a g"
dari pada Indonesia merdeka. Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk
di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Hal
ini nanti akan saya kemukakan, Paduka tuan Ketua yang mulia, tetapi lebih
dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberi tahukan kepada tuan-tuan sekalian,
apakah yang saya artikan dengan perkataan „merdeka".
Merdeka buat saya ialah: „ p o l i t i c a l i n d e p e n d
e n c e „, p o l i t i e k e o n a f h a n k e l i j k h e
i d . Apakah yang dinamakan politieke onafhankelijkheid?
Tuan-tuan sekalian! Dengan terus-terang saja saya berkata:
Tatkala Dokuritu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saya, di dalam
hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggota yang - saya
katakan didalam bahasa asing, ma’afkan perkataan ini - „zwaarwichtig"
akan perkara yang kecil-kecil. „Zwaarwichtig" sampai -kata orang
Jawa- „njelimet".
Jikalau sudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai njelimet, barulah
mereka berani menyatakan kemerdekaan.
Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah
kepada perjalanan dunia itu.
Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan
negara-negara itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara
yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka,
Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia
merdeka, Mesir merdeka. Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah
isinya!
Alangkah berbedanya i s i itu! Jikalau kita berkata:
Sebelum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai,itu selesai,
itu selesai, sampai njelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian
kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya terdiri kaum Badui,
yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.
Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Disitu
ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia,
rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum
bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang
Badui di Saudi Arabia itu!! Toch Saudi Arabia merdeka!
Lihatlah pula - jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih
hebat - Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Soviet, adakah
rakyat soviet sudah cerdas? Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia, adalah
rakyat Musyik yang lebih dari pada 80% tidak dapat membaca dan menulis;
bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller,
tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Soviet Rusia pada waktu Lenin
mendirikan negara Soviet itu.
Dan kita sekarang disini mau mendirikan negara Indonesia merdeka. Terlalu
banyak macam-macam soal kita kemukakan!
Maaf, P. T. Zimukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau
saya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan
sampai njelimet hal ini dan itu dahulu semuanya!
Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampai njelimet,
maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, tuan tidak akan mesngalami
Indonesia merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia merdeka,
- sampai dilobang kubur! (Tepuk tangan riuh).
Saudara-saudara! Apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun ‘33
saya telah menulis satu risalah, Risalah yang bernama „Mencapai Indonesia
Merdeka". Maka di dalam risalah tahun ‘33 itu, telah saya katakan,
bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence,
tak lain dan tak bukan, ialah satu j e m b a t a n e
m a s . Saya katakan di dalam kitab itu, bahwa d i s e b e
r a n g n y a jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.
Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam s a t u m a l
a m, - in one night only! -, kata Armstrong di dalam
kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia merdeka di satu malam sesudah
ia masuk kota Riad dengan 6 orang! S e s u d a h „jembatan" itu diletakkan
oleh Ibn saud, maka d i s e b e r a n g jembatan, artinya
k e m u d i a n d a r i p a d a i t u, Ibn Saud barulah memperbaiki
masyarakat Saudi arabia. Orang tidak dapat membaca diwajibkan belajar membaca,
orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade yaitu orang badui, diberi
pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam.
Nomade dirubah oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, - semuanya diseberang jembatan.
Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet-Rusia Merdeka, telah
mempunyai Djnepprprostoff*), dam yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia
telah mempunyai radio-station, yang menyundul keangkasa? Apa ia telah mempunyai
kereta-kereta api cukup, untuk meliputi seluruh negara Rusia?
Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia
merdeka t e l a h dapat membaca dan menulis? Tidak, tuan-tuan
yang terhormat! Di seberang jembatan emas yang diadakan oleh Lenin itulah,
Lenin baru mengadakan radio- station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakan
Creche, baru mengadakan Djnepprostoff! Maka oleh karena itu saya minta
kepada tuan-tuan sekalian,
janganlah tuan-tuan gentar di dalam hati, janganlah mengingat bahwa
ini danitu lebih dulu harus selesai dengan njelimet, dan kalau sudah selesai,
baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannnya tuan-tuan punya semangat,
- jikalau tuan-tuan demikian -, dengan semangat pemuda-pemuda kita
yang 2 milyun banyaknya. Dua milyun pemuda ini menyampaikan seruan pada
saya, 2 milyun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang!
(Tepuk tangan riuh).
Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui
sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar, pada hal semboyan
Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan? Berpuluh-puluh tahun
yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka, bahkan sejak
tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan „INDONESIA MERDEKA
SEKARANG". Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka s e k a r a
n g , s e k a r a n g , s e k a r a n g ! (Tepuk tangan riuh).
Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menyusun Indonesia
merdeka, - kok lantas kita zwaarwichtig dan gentar hati!. Saudara
-saudara, saya peringatkan sekali lagi, Indonesia Merdeka, political independence,
politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu
j e m b a t a n ! Jangan gentar! Jikalau umpamanya kita pada saat
sekarang ini diberikan kesempatan oleh Dai
Nippon untuk merdeka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan
orang yang bernama Tjondro Asmoro, atau Soomubutyoo diganti dengan orang
yang bernama Abdul Halim. Jikalau umpamanya Butyoo Butyoo diganti dengan
orang-orang Indonesia, pada sekarang ini, sebenarnya kita telah mendapat
political independence, politieke onafhankelijkheid, - in one
night, di dalam satu malam!
Saudara-saudara, pemuda-pemuda yang 2 milyun, semuanya bersemboyan:
Indonesia merdeka, s e k a r a n g ! Jikalau umpamanya
Balatentera Dai Nippon sekarang menyerahkan urusan negara kepada saudara-saudara,
apakah saudara-saudara akan menolak, serta berkata: mangke- rumiyin, tunggu
dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan
negara Indonesia merdeka?
(Seruan: Tidak! Tidak)
Saudara-saudara, kalau umpamanya pada saat sekarang ini balatentara
Dai Nippon menyerahkan urusan negara kepada kita, maka satu menitpun kita
tidak akan menolak, s e k a r a n g p u n kita menerima urusan itu,
s e k a r a n g p u n kita mulai dengan negara Indonesia yang Merdeka!
(Tepuk tangan menggemparkan)
Saudara-saudara, tadi saya berkata, ada perbedaan antara Soviet-Rusia,
Saudi Arabia, Inggris, Amerika dll. tentang isinya: tetapi ada satu yang
s a m a, yaitu, rakyat Saudi Arabia sanggup m e m p e r t a h a n
k a n negaranya. Musyik-musyik di Rusia sanggup mempertahankan negaranya.
Rakyat Amerika sanggup mempertahankan negaranya. Inilah yang menjadi minimum-eis.
Artinya, kalau ada kecakapan yang lain, tentu lebih baik, tetapi manakala
sesuatu bangsa telah sanggup m e m p e r t a h a n k a n
negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat
itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia,
walaupun dengan bambu runcing, saudara-saudara, semua siap-sedia mati,
mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia
adalah siap-sedia, masak untuk merdeka.
(Tepuk tangan riuh)
*) Yang dimaksud Dnepropetrovsk, suatu kawasan industri di mana terdapat
bendungan raksasa di sungai Dnepr, dan disitu dibangun stasiun pembangkit
tenaga listrik yang merupakan tulang punggung perindustrian Soviet Rusia
(ket. - LSSPI)
|