BUNG KARNO: "BAPERKI SUPAYA MENYADI SUMBANGAN BESAR TERHADAP REVOLUSI
INDONESIA" (4/4)
Terus terang saja, Saudara-Saudara, saya pernah di dalam Gedung Senat
Washington, Capitol Washington, saya pernah menggugat, apa kah benar Amerika
itu berdiri di atas demokrasi. "Yes", kata orang-orang yang ada di situ,
senator-senator, Saudara-Saudara, orang-orang biasa. "Amerika berdiri di
atas dasar demokrasi. Yes."
Amerika menulis di dalam "Declaration of Independence"-nya, yang ditulis
oleh Thomas Jefferson dalam 1776, bahwa semua manusia itu dilahirkan sama.
"That all men are created equal". Benar kah begitu?! "Yes. This is written
in our Declaration of Independence, that all men are created equal." Sama.
Tidak ada perbedaan antara manusia dengan manusia. Bahwa manusia itu karena
samanya, tiap tiap manusia mempunyai hak untuk life, liberty, the pursuit
of happiness. Demikian lah tertulis di dalam "Declaration of Independence"
Amerika. Bahwa manusia created equal, bahwa manusia semuanya itu mempunyai
hak, hak yang primordial, hak yang terbawa dari sebelum ia lahir di dunia
ini, sudah membawa hak tiga: life, liberty, kemerdekaan; the pursuit of
happiness, mencari, mengejar kebahagiaan.
Manusia tidak dilahirkan untuk tidak "life", manusia tidak dilahirkan
di dunia ini untuk "tidak hidup". Manusia tidak dilahirkan untuk tidak
"liberty", untuk tidak "merdeka". Manusia tidak dilahirkan di dunia ini
untuk dari kecilnya sudah membawa rantai di kakinya, tidak bisa bergerak
ke mana-mana oleh karena ia orang tidak merdeka. Manusia tidak dilahirkan
di dunia ini untuk tidak boleh pursuit of happiness, mengejar kebahagiaan.
Is it true, in your declaration of independence is written, life, liberty
and the pursuit of happiness? "Yes, it is true", kata senator-senator itu.
Jadi diakui.
Ada pertanyaan; bahwa all men are created equal, manusia dilahirkan
sama, that all men boleh mengejar life, liberty, and the pursuit of happiness.
Boleh, semuanya sama. Waktu itu, perdebatan antara saya dengan senator-senator
itu mengenai Irian Barat, Saudara-Saudara, sebab salah satu senator itu
kulitnya agak hitam, memang dia adalah kulitnya agak hitam, dia membantah,
kenapa kok Indonesia mau mengclaim Irian Barat? Sebab orang Irian Barat
itu kulitnya hitam, lain ras dari Indonesia yang kebanyakan, kata senator
itu.
Saya berkata, ha, Amerika mengatakan all men are created equal.
Amerika mengatakan that all men boleh mengejar life, liberty, and the
pursuit of happiness. Kenapa kok mengadalkan pernyataan demikian, kataku.
Apa kah bangsa itu terdiri dari satu warna kulit? Sebaliknya kubertanya
kepadamu, kenapa di Amerika masih ada segregation? Segregation yaitu orang
Negro di beberapa tempat masih dianggap sobagai orang jang inferior. Restoran,
only tor white men, orang hitam tidak boleh masuk restoran. Movie, only
for white men, tidak boleh orang bitam masuk di dalam movie itu. Autobus
ditulis, only for white men. Tidak boleh orang Negro naik di autobus itu.
Saya berkata demikian. Jawbnya bagaimana? Jawabnya ialah, ya, segala
hal ittu harus kami perjoangkan. Itu kan undang-undang yang mengatakan,
bahwa all men are created equal. Di dalam "Declaration of Independence"
itu dia punya mukaddimah dari pernyataan kemerdekaan ialah ditulis, tulis
zwart op wit, tetapi toh kertas, Saudara-Saudara, that all men are created
equal. Di atas kertas ditulis, bahwa tiap-tiap manusia itu mempunyai hak
atas life, 1iberty, and the pursuit of happiness, di atas kertas, but in
the reality of life masih harus diperjoangkan. Segala itu adalah hasil
dari perjoangan. Dan senator itu berkata: "Ya, kami senator-senator --kami
yang duduk di sini ini kami memperjoangkan agar supaya di Amerika ini,
tidak ada segregation. Kami memperjoangkan agar supaja orang Amerika semuanya
suka menerima warganegara Amerika yang berkulit hitam sebagai warganegara
yang full dan sejati." Saya berkata, I can appreciate it. Saya bisa mengerti
ini dan saya bisa appreciate ini.
Sebaliknya pun aku berkata kepada bangsa Indonesia tempo hari, tatkala
aku mengadakan pidato Front Nasional, jangan lupa segala sesuatu itu adalah
perjoangan, harus kita perjoangkan, perjoangkan. Aku berkata, Panca Program
itu bagiku pun satu perjoangan, saya harus mengerahkan segenap rakyat,
mengerahkan segenap rakyat, mengerahkan segenap menteri, mengerahkan segenap
pegawai, mengerahkan segenap petugas Republik Indonesia ini untuk menjalankan,
melaksanakan Panca Program dari Front Nasional. Mengerahkan perjoangan!
Karena itu, Saudara-Saudara, saya berkata jikalau rakyat Indonesia menghendaki
supaya di dalam UUD-nya jangan ditulis "asli- aslian" sebagai Presiden,
perjoangkan hal ini, kerahkan lah segenap tenaga, agar supaya hilang dari
UUD kita. Jika bangsa Indonesia tidak mau mengeaal adanya minoritas dan
mayoritas, jikalau bangsa Indonesia memang hanya mengenal satu bangsa Indonesia
yang tiada mayoritas dan tiada minoritas, perjoangkan hal ini bersama-sama
dengan saya, bersama-sama dengan pergerakan-pergerakan yang ada di Indonesia
ini. Sebab itu tadi Pak Roeslan berkata, tanpa effort tidak bisa kita mencapai
sesuatu hal. Dus manakala saya di sini, Saudara-Saudara, memeluk Baperki,
saya boleh juga dikatakan, saya mengajak Baperki untuk berjoang bersama-sama
dengan saya, bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia agar supaya Amanat
Penderitaan Rakyat bisa selesai, agar supaya semua cita-cita kita bisa
terlaksana.
Ada pendirian-pendirian saya pribadi, ada, itu pribadi, Saudara-Saudara.
Saja ulangi lagi, pribadi, mengenai soal asimlilasi misalnya yang tadi
Cak Siauw berkata, mbok ya jangan diutik-utik soal asimilasi. Ya, saya,
tidak mau ngutik-ngutik, sebab Cak Siauw, wah itu bisa juga cuma menyimpangkan
perhatian saja. Ya, Bung Siauw, saya tidak akan mengatik-utik.
Tapi perasaan pribadi saya, saya ini tidak kenal Saudara-Saudara, akan
perbedaan darah itu, tidak. Nama pun, nama saya sendiri itu Sukarno, apa
itu nama Indonesia asli? Tidak. Itu asalnya Sanskrit, Saudara-Saudara.
Sukarna. Nah, itu Abulgani, Arab. Ya, Cak Roeslan namanya asal Arab, Abdulgani.
Nama saya asal Sanskrit, Sukarna. Pak Ali itu campuran, Ali-nya Arab, Sastraamijaja
itu Sanskrit, campuran dia itu.
Nah karena itu; Saudara-Saudara pun --ini perasaan saya persoonlijk,
persoonlijk, pribadi-- what is in a name? Walau 5audara misalnya mau menjadi
orang Indonesia, tidak perlu ganti nama. Mau tetap nama Thiam Nio, boleh,
boleh saja. Saya sendiri juga nama Sanskrit, Saudara-Saudara. Cak Roeslan
namanya nama Arab, Pak Ali namanya campuran, Arab dan Sanskrit. Buat apa
saya mesti menuntut, yang orang Peranakan Tionghoa yang mau menjadi anggota
negara Republik Indonesia, mau menjadi orang Indonesia, mau ubah namanya,
ini sudah bagus kok .. .... Thiam Nio kok mesti dijadikan Sulastri atau
Sukartini. Yah, tidak?
Tidak. Itu urusan prive. Agama pun prive, saya tidak campur-campur.
Yang saya minta yaitu, supaja benar-benar kita menjadi orang Indonesia,
benar -benar kita menjadi warganegara Republik Indonesia. Bahkan sebagai
kukatakan tadi mbok ya seperti saya ini, kalau boleh saya pakai contoh,
bukan sekadar Renand, bukan sekadar Otto Bauer, bukan sekadar geografi,
kataku, lebilh dari ini, lebib dari ini, lebih dari geografi. Indonesia
bagiku adalah satu totalitas, ya burungnya, ya udaranya, ya suaranya, ya
gelora lautnya, segala-galanya ialah Indonesia, Indonesia, Indoneisia,
dan untukmu aku hidup di sini, kecuall di samping untuk Allah SWT.
Saudara-Saudara, kaau tidak salah, duduk di muka saya ini penari ulung,
apa betul? Dari Bandung? Apa betul dari Bandung? Dia itu, siapa namanya,
lupa lagi saya. Tan Tian Ie, nah sini Nak, sini. Ini Tan Tian Ie misalnya
kalau menari, Saudara-Saudara, menari tari-tarian Sunda .. .... hh, banyak
wanita-wanita Sunda itu kalah sama dia. Dan dia betul-betul merasa Indonesia,
sampai yaitu, segala tari-tarian yang lemah-lembut dia bisa tarikan.
Apa pernah saja berkata kepadamu, Tan Tian Ie, kau mesti ubah namamu?!
Tidak. Tetap lah engkau bernama Tan Tian Ie. Ini pendirian saya pensoonlijk,
pribadi, Saudara-Saudara. Baik saya mencurahkan rasa hatiku terhadap
kepada 5audara-Saudara agar supaya Saudara-Saudara yang berkata kepadaku,
Bung Karno yang tercinta, mengetahui betul-betul. Bung Karno ini apa! Bung
Karno ini kecuali ini, daging, darah, tulang ialah rupa begini, isi hatinya
ialah demikian. Dan saya harap agar supaya Baperki dalam menjalankan tugasnya
sebagai Baperki sebagai tadi sudah saya harapkan, berperasaan sama-sama
dengan Bung Karno yang dikatakan dicintai oleh Saudara-saudara itu. Demikian
lah, Saudara-Saudara, moga-moga kongres Baperki yang ke-VIII sukses, moga-moga
Baperki seLalu maju pesat, moga-moga Baperki benar-benar menjadi sumbangan
yang besar terhadap kepada Revolusi Indonesia.
Sekian. Terima kasih.***
(SELESAI)
|